Selasa, 23 Juli 2013

Sepucuk Cerita Senja

Pada suatu senja di mana langit mulai mengurung mentari di peraduan, dua sosok saling mencinta sedang membicarakan Tuhan pada masing-masing ufuk keyakinanya.

Wanita berkata,”Semua ini benar-benar tidak adil untuku”.

“Adil itu hanya Tuhan yang tahu, mungkin inilah yang terbaik untuk kita saat ini. Apapun yang kita rencanakan, masih lebih baik rencana Tuhan.” Demikian pria menjawab dengan kebijakan hatinya.

Kemudian wanita memuji Tuhan,”Tuhan itu baik, dia berikan seseorang sepertimu, saat aku butuh teman bercerita, teman berbagi dan saat aku butuh banyak hal. Andai bukan karnamu, mungkin aku sudah hancur saat ini.”

 “Tuhan selalu memberikan pertolongan untukmu, jika aku yang hanya manusia biasa, yang penuh dengan salah dan dosa bisa menyayangimu setulusnya. Apalagi Tuhan yang memiliki segala kebaikan dan kasih sayang”. Pria tetap bijak mengungkapkan kata hatinya.

“Aku bisa seperti itu, andai semua kesabaran telah hilang dan segala yang aku butuhkan tak mapu lagi aku dapat. Aku bisa kembali hancur seperti masa laluku.” Seketika wanita menitikan air mata mengingat masa lalunya.

Dengan penuh kasih, pria itu mendekap dalam dadanya dan berkata,”Tapi Tuhan mengirimkan kau pemikiran, sehingga semua itu tak berlaku dan itu menjadi bukti Tuhan sangat menyayangimu.”

Kemudian wanita berkata,”Jika bukan di kehidupan sekarang, mungkin di kehidupan berikutnya aku bisa benar-benar bersamamu. Dengan rasa yang sama, agama yang sama dan tujuan yang sama pula.”

“Dalam kehidupan sekarang, kita tak tahu apa yang akan terjadi. Biarlah Tuhan menjalankan tugasnya, memutar semua waktu dengan segala rencanaNya. Kalaupun sampai akhir hayat kita tiada bersama, mungkin ada kehidupan yang lebih indah menanti kebersamaan kita di sana.” Pria berucap dengan mengecup kening wanita untuk menenangkanya.

Kemudian wanita bertanya,”Mengapa Tuhan memberikan jalan seperti ini untuk kita, hingga pada akhirnya itu akan membuat kita terluka.”

Dengan menghela nafas Pria lalu berkata,”Yang aku tahu, Tuhan punya rencana yang indah untuk kita nanti. Kita hanya di minta untuk mempersiapkan diri atas rencanaNya. Karena aku yakin, apa yang kita jalani ini bukan kebetulan semata. Tapi ini sudah menjadi bagian cerita yang tersurat di sana. Cerita indah antara aku dan dirimu.”


Hingga senja tlah tiba di peraduan, menemani mimpi-mimpi manusia. Dua sejoli ini tetap bersama, mencari jalan dan rencana Tuhan yang telah tersurat. Disana…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar