Sabtu, 14 Maret 2015

JALAN TERBAIK

Pagi menyambutku dengan raut murung yang tiada terbayang,
Mentari tertututp mendung tiada menyapaku kala berlalu,
Hati ini begitu pilu dengan langkah berat yang tiada arah,
Menyusuri lorong kehidupan yang membawaku pada jalan gelap ini.

Aku selalu berusaha tegar dengan semua liku hidup ini,
Memandang indah pada apa yang dipandang hina,
Menerima semua dengan segala keikhlasan,
Namun kini semua tiada berarti lagi.

Mendung gelap yang hadirkan rintik hujan,
Iringi kesedihanku ketika ku tak lagi diimpikan,
Disaat semua jalan membawaku pada badai yang bergemuruh,
Mengiris relung hati yang terluka semakin dalam.

Telah lama aku tak bermandi cahaya mentari,
Hingga dingin yang menusuk tulang menambah semua deritaku,
Kadang aku berfikir akan selalu kuat mengarungi semua badai ini,
Disisi lain diriku berbisik jika kapal yang ku nahkodai memang akan tenggelam.

Lalu apakah aku akan tetap berada disini?
Atau haruskah kutinggalkan semua ketidakberdayaan ini dan berpindah pada kapal yang lain,
Bagaimana dengan mereka yang masih menginginkanku,
Atau haruskah aku menyerah pada kenyataan bahwa yang kuasa tak memberiku jalan di sini.

Aku begitu ragu dalam kepiluan ini,
Begitu rapuh dalam ketidakberdayaan dihadapan yang kuasa,
Namun pada akhirnya selama kaki masih bisa kulangkahkan,
Aku harus pergi dan mencari jalan terbaik untuk hidupku sendiri.

Tangerang, 15 Maret 2015