Selasa, 30 Juli 2013

Kita

Sepenggal perjalanan menjadi cerita kehidupan,
Kapan berawal dan seperti apa penghujungnya,
Semua tertulis dalam ukiran taman sanubari,
Tersemat dalam beranda jiwa yang sunyi…..

Goresan kata-kata bukanlah tanpa makna,
Hari demi hari semua memperkuat rasa,
Ada curiga pada permulaan kisahnya,
Kejujuran tertanam seiring bergulirnya masa….

Entah siapa yang memulai semua ini,
Aku ataukah dirimu yang terlanjur dalam mencintai,
Hal ini tiada pernah kita pungkiri,
Begitu saja semua terus dan terus terjadi.

Setiap jalan yang kita tempuh adalah keindahan,
Walau salah benar tetap menjadi dua sisi tak terpisahkan,
Di sana kau telah menjalin kisah yang sebelumnya berjalan,
Begitupun diriku dengan semua cerita tak terbantahkan…..

Apa jadinya saat kita menentukan pilihan,
Sedangkan perasaan yang tertancap tlah terlanjur dalam,
Sanggupkah kita merasakan perih luka perasaan,
Sehingga dapat tumbuhkan benih kebencian…..

Dua sisi tetap berputar tentukan arah,
Perjalanan kisah dengan kebahagiaaan tanpa rasa lelah,
Biarlah orang menghakimi kita dengan rasa salah,
Hanya kita yang tau suatu saat akan ada hikmah…..

Aku tak ingin mengakhiri begitupun dirimu,
Kisah cinta yang indah namun terasa semu,
Ketika jauh kita kan saling merindu,
Saat bersama kita akan terus memadu…..

Jangan pernah pergi ketika cerita ini tak terakhiri,
Apapun alasan yang terlontar dari sisi hati,
Aku takkan rela ketika kau menjauh di sini,
Kan ku kejar walau ke puncak yang tinggi…..

Inilah cerita kita yang indah dalam makna,
Banyak mata melihat namun mereka tak tahu yang sebenarnya,
Hanya kita yang akan terus menggoreskan semua,

Di balik dia, dia dan mereka……..

Jumat, 26 Juli 2013

2 Hari

2 Hari….
Kan kulalui di sini walau tanpamu,
Kulewati semua dengan mengingatmu,
Tetap melangkah di balik bayang-bayangmu.

2 Hari…..
Waktu yang mungkin singkat saat bersamamu,
Yang terkadang tiada kita rasakan aliranya,
Namun banyak makna yang tersimpan di sana.

2 Hari….
Saat kemarin teringat kebersamaan kita,
Lewati semua canda tawa,
Hingga tiada gundah yang kita rasa.

2 Hari….
Aku akan diam di satu ruang hati,
Di mana namamu terukir di sana,
Kan kunikmati saat-saat mengingat dirimu,
Dalam waktu dan kesendirianku.

2 Hari…..
Begitu lambat waktu berjalan,
Seolah tak beranjak sepi yang memeluku,
Menggenggam erat menusuk setiap sarafku,
Membuatku melayang dan tak menentu.

2 Hari….
Adalah siksaan untuku,
Menunggu dirimu hingga di penghujung waktu,
Menanti wajahmu yg selalu tenangkan jiwaku,
Dan mengharap hadirmu kembali mengisi kekosonganku.

2 Hari….
Kuharap kau tetap mengingatku,
Kuharap kau tetap bersamaku,
Kuharap kau tetap menjaga rasamu,

Dan kuberharap kau akan kembali padaku.

Selasa, 23 Juli 2013

Waktu

Detak berirama mengiringi tiap hela nafas,
Menuntun kehidupan seolah akan meninggalkan,
Ada saat di mana ku kejar dan menjauh,
Ada kala aku tertinggal dan dia menantiku.

Tanpa terasa dia selalu mengiringi,
Membawaku ke tiap ruang-ruang kosong,
Membimbingku untuk menggoreskan makna di sana,
Akan Cinta, Kasih Sayang, Luka dan Penyesalan.

Saat Cinta menderaku,
Dia begitu cepat melangkah pergi,
Hingga ku tak kuasa mengejar ke mana arahnya,
Kadang aku tiba pada tujuan yang keliru.

Dia selalu sandingkan kasih sayang dalam makna Cinta,
Dalam iringan langkah cepatnya,
Saling menyusul dan berpagut dengan yang lainya,
Dan tak tahu luka yang telah menanti di sana.

Saat luka yang mendera,
Betapa lambatnya dia menuntunku,
Seolah aku selalu tertinggal dan tak beranjak,
Dari semua sakit perih dan meradang.

Luka selalu bersanding penyesalan,
Beriringan langkah seirama,
Saling mengikat dan menguatkan rasa itu,
Hingga membuat diriku semakin larut.

Kini waktu membawaku bertemu denganmu,
Kembalikan senyum dan kehidupanku,
Membawaku ke dalam gerbang keyakinan yang teguh,
Bahwa kali ini waktu takkan membohongi dan menyeretku lagi.

Aku takkan pernah tersakiti bersamamu,
Aku takkan pernah menyesal mencintaimu,
Waktu takkan mampu menyeretku ke dalam lukanya,
Karna aku telah rela walau harus berpisah denganmu.

Kali ini waktu takkan pernah sombong denganku,
Kali ini waktu benar-benar akan menjadi temanku,
Kali ini waktu akan membawaku pada tujuan akhirku,

Hingga saat nanti waktu takkan pernah menyakiti kasih sayangku.
Sepucuk Cerita Senja

Pada suatu senja di mana langit mulai mengurung mentari di peraduan, dua sosok saling mencinta sedang membicarakan Tuhan pada masing-masing ufuk keyakinanya.

Wanita berkata,”Semua ini benar-benar tidak adil untuku”.

“Adil itu hanya Tuhan yang tahu, mungkin inilah yang terbaik untuk kita saat ini. Apapun yang kita rencanakan, masih lebih baik rencana Tuhan.” Demikian pria menjawab dengan kebijakan hatinya.

Kemudian wanita memuji Tuhan,”Tuhan itu baik, dia berikan seseorang sepertimu, saat aku butuh teman bercerita, teman berbagi dan saat aku butuh banyak hal. Andai bukan karnamu, mungkin aku sudah hancur saat ini.”

 “Tuhan selalu memberikan pertolongan untukmu, jika aku yang hanya manusia biasa, yang penuh dengan salah dan dosa bisa menyayangimu setulusnya. Apalagi Tuhan yang memiliki segala kebaikan dan kasih sayang”. Pria tetap bijak mengungkapkan kata hatinya.

“Aku bisa seperti itu, andai semua kesabaran telah hilang dan segala yang aku butuhkan tak mapu lagi aku dapat. Aku bisa kembali hancur seperti masa laluku.” Seketika wanita menitikan air mata mengingat masa lalunya.

Dengan penuh kasih, pria itu mendekap dalam dadanya dan berkata,”Tapi Tuhan mengirimkan kau pemikiran, sehingga semua itu tak berlaku dan itu menjadi bukti Tuhan sangat menyayangimu.”

Kemudian wanita berkata,”Jika bukan di kehidupan sekarang, mungkin di kehidupan berikutnya aku bisa benar-benar bersamamu. Dengan rasa yang sama, agama yang sama dan tujuan yang sama pula.”

“Dalam kehidupan sekarang, kita tak tahu apa yang akan terjadi. Biarlah Tuhan menjalankan tugasnya, memutar semua waktu dengan segala rencanaNya. Kalaupun sampai akhir hayat kita tiada bersama, mungkin ada kehidupan yang lebih indah menanti kebersamaan kita di sana.” Pria berucap dengan mengecup kening wanita untuk menenangkanya.

Kemudian wanita bertanya,”Mengapa Tuhan memberikan jalan seperti ini untuk kita, hingga pada akhirnya itu akan membuat kita terluka.”

Dengan menghela nafas Pria lalu berkata,”Yang aku tahu, Tuhan punya rencana yang indah untuk kita nanti. Kita hanya di minta untuk mempersiapkan diri atas rencanaNya. Karena aku yakin, apa yang kita jalani ini bukan kebetulan semata. Tapi ini sudah menjadi bagian cerita yang tersurat di sana. Cerita indah antara aku dan dirimu.”


Hingga senja tlah tiba di peraduan, menemani mimpi-mimpi manusia. Dua sejoli ini tetap bersama, mencari jalan dan rencana Tuhan yang telah tersurat. Disana…….

Kamis, 18 Juli 2013

Bayang

Bayang datang pada langkah meraih mimpi,
Menuntun seolah akan menggapai,
Keindahanya alihkan pandangan yang terpesona,
Arah beralih dan tujuan berganti.

Pelahan masa itu membawa kedamaian,
Saat aliran waktu bersandingkan bayang indahnya,
Walau tak mampu kurengkuh, biarpun tak dapat kumiliki,
Bayangan itu tetaplah indah dan mempesonaku.

Semakin erat dia membawaku,
menuruti langkah pastinya meraih mimpi,
Dan aku tau impian itu adalah semu,
Tapi aku tak rela bayangan ini meninggalkanku.

Aku yakin semua ini adalah kenyataan,
Mereka bilang aku dalam impian,
Persetan dengan semua yang mereka katakan,
Aku tetap di sini hidup bersama bayangan.

Jika kenyataan itu akan hancurkan semua,
Untuk apa aku ada di sana,
Lebih baik aku ikuti arah bayangnya,
Hingga nanti dia yang akan membuatku merana.


Rabu, 17 Juli 2013


Malam dan Kalam
Tangerang, 17 July 2013



Malam menjemput kelam dalam peraduan,
Menapak pada rintik hujan basahi tanah,
Tampakan guratan pilu namun indah dalam maknanya,
Sesaat sepi, riuh rendah, bergemuruh lalu diam.

Perjalanan adalah langkah-langkah yang pasti,
Walau gelap takkan pernah terhenti,
Menantang pada ganasnya malam,
Walau perih kadang menyerang.

Setiap kisah sejatinya telah tertulis,
Walau tanpa pena ataupun lontar pelepah kata,
Semua tiada bisa di hindari meskipun berlari,
Ketika waktu merengkuh kuasanyalah yang berjalan.

Apalah arti merasa hina,
Kala semua telah berjalan pada garis ijinya,
Gundahpun takkan pernah mampu menolong,
Pada setiap ketentuan goresan kalam.

Semua ini rumit,
Jika akal yang terlanjur mengambil putusan,
Akan ada makna yang indah,
Saat hati di berikan kuasa.

Malam menjemput kelam di peraduan,
Akan tetap berjalan walau tanpa hujan,
Biarkanlah semua ini tetap berjalan,
Karna sejatinya semua telah di tentukan.....