CINTAKU
Saat malam menyendiri, aku bertanya pada nurani, apa gerangan rasa yang menggelayut di hati, hingga membangkitkan kesedihan yang tiada berarti..... Sunyi aku melayang dalam lamunan, akan apa yang selama ini aku jalani, akan CINTA yang ku puja-puja dalam sanubari, namun mengapa tujuanya seolah tiada aku temui.... Ku tak pernah ragu pada perasaan ini padamu, semua ini nyata ada dalam hatiku, tapi mengapa aku bisa bersedih, padahal aku tak pernah peduli pada jalan yang kita lalui..... Jika memang semua ini salah, biarlah aku salah asal tetap bersamamu, aku takkan pernah peduli pada rasa salah itu, dan aku selalu menikmati kesedihanku tanpa dirimu.... Aku menginginkanmu lebih dari hidupku sendiri, aku mengharapkanmu labih dari semua pengharapan apapun, hanya saja aku tak pernah bisa menentang takdir dan merubah jalan, karna aku bukanlah Tuhan yang bisa merubah semua..... Kekuatanku adalah CINTAku padamu, kesanggupanku karna CINTAku padamu, kehidupanku adalah nafas CINTAku padamu, dan biarkan jika aku mati kubawa semua CINTAku padamu..... Karna hanya cukup engkaulah,CINTA yang kan kubawa sampai kehidupan nanti....
Jumat, 27 Desember 2013
Kamis, 26 Desember 2013
DUKA
Duka, adalah teman yang selalu menemani perjalanan hidupku, ku tak pernah tau apakah ini telah menjadi takdirku, ku selalu berusaha memahami akan semua, yang pada hakekatnya adalah sementara, namun duka ini bukanlah bilangan waktu yang bisa sejenak aku luangkan, duka ini seolah tlah menjadi suatu keabadian dalam hati yang kadang teriring bahagia, dan tetap saja seperti apapun canda tawa hati ini tetaplah menyimpan duka.
Dalam CINTA ada duka, dalam kasih terselip duka, dalam kata sayang selalu tersimpan duka, entah kapan dia akan tiba, tapi pasti....dan sangat-sangat pasti duka itu akan ada, entah karna CINTA yang terluka, terdua, atau tercerai berai oleh jalan kehidupan maupun ajal... Entah pula karna kasih yang tak sampai, kasih yang terlanjur dalam mengiringi namun tak dapat bersatu, ataupun sayang yang tiada pernah terungkap di balik gelap malam bergemericik hujan..... duka akan selalu ada, mengisi ruang-ruang di antara jeda masa berganti masa.
Tak dapat dipungkiri dan harus diakui, semua pada akhirnya akan ada duka, pada akhirnya.... karna bahagia itu selalu menjadi tujuan, namun mengawali semua duka.... sudah menjadi hukumnya, karna tanpa duka takkan ada sandiwara kehidupan, hingga dalam dramapun harus disisipi oleh sepercik duka, berbumbu air mata, dalam segala dimensi duka itu pasti ada....
Bukan hanya manusia yang merasakan duka, semua makhluk yang bernafas bisa berduka, bahkan alam ghaibpun juga menyimpan duka.... itu adalah bagian dari kuasaNya untuk menjaga segala hukum-hukumNya.... karna duka adalah pembanding bahagia, tiada manusia dapat berbahagia jika dia tak berduka.... tiada makhluk yang bisa tertawa tanpa goresan duka, dan kadang aku menertawai diriku sendiri yang di rudung duka, duka karna sendiri, duka karna sepi, dan duka karna tak sanggup memiliki..... memiliki CINTAku yang sebenarnya, dan hanya dapat menyimpanya dalam kabut duka di hatiku, sampai akhir nafasku.....
Duka, adalah teman yang selalu menemani perjalanan hidupku, ku tak pernah tau apakah ini telah menjadi takdirku, ku selalu berusaha memahami akan semua, yang pada hakekatnya adalah sementara, namun duka ini bukanlah bilangan waktu yang bisa sejenak aku luangkan, duka ini seolah tlah menjadi suatu keabadian dalam hati yang kadang teriring bahagia, dan tetap saja seperti apapun canda tawa hati ini tetaplah menyimpan duka.
Dalam CINTA ada duka, dalam kasih terselip duka, dalam kata sayang selalu tersimpan duka, entah kapan dia akan tiba, tapi pasti....dan sangat-sangat pasti duka itu akan ada, entah karna CINTA yang terluka, terdua, atau tercerai berai oleh jalan kehidupan maupun ajal... Entah pula karna kasih yang tak sampai, kasih yang terlanjur dalam mengiringi namun tak dapat bersatu, ataupun sayang yang tiada pernah terungkap di balik gelap malam bergemericik hujan..... duka akan selalu ada, mengisi ruang-ruang di antara jeda masa berganti masa.
Tak dapat dipungkiri dan harus diakui, semua pada akhirnya akan ada duka, pada akhirnya.... karna bahagia itu selalu menjadi tujuan, namun mengawali semua duka.... sudah menjadi hukumnya, karna tanpa duka takkan ada sandiwara kehidupan, hingga dalam dramapun harus disisipi oleh sepercik duka, berbumbu air mata, dalam segala dimensi duka itu pasti ada....
Bukan hanya manusia yang merasakan duka, semua makhluk yang bernafas bisa berduka, bahkan alam ghaibpun juga menyimpan duka.... itu adalah bagian dari kuasaNya untuk menjaga segala hukum-hukumNya.... karna duka adalah pembanding bahagia, tiada manusia dapat berbahagia jika dia tak berduka.... tiada makhluk yang bisa tertawa tanpa goresan duka, dan kadang aku menertawai diriku sendiri yang di rudung duka, duka karna sendiri, duka karna sepi, dan duka karna tak sanggup memiliki..... memiliki CINTAku yang sebenarnya, dan hanya dapat menyimpanya dalam kabut duka di hatiku, sampai akhir nafasku.....
Senin, 23 Desember 2013
TULANG RUSUKKU
Saat aku ragu akan segala rasa yang terpaut dihati, kau hadirkan bayang kesunyian nan syahdu, mengiring lembayung CINTAku yang terus mengembang, menapak pada langkah yang tertuju pada jejakmu, tak menepisnya dan tak mengelak dari segala perjalanan yang tlah ku lalui, walau sepi, walau sendiri, semua kulalui dengan segenap rasa ini.
CINTAku tak bertepi hanya pada parasmu, tak tertuju hanya pada gelora asmara yang kita padu, tak berhenti hanya karna cemburu, tak tersisihkan oleh rasa jemu, bahkan semua derita yang harus kutanggung takkan sanggup membuatnya mati, CINTAku melekat pada hati, tergores di dinding sanubari, mengalir di setiap mili aliran darah ini, terpatri pada nurani, dan terikat oleh nyawa hingga nafas terhenti.
Aku memang tidaklah sempurna, engkaupun begitu adanya, tapi tiada halangan akan semua rasa yang ada, mengalir deras menghujam dinding-dinding yang merintang, merobek-robek semua ketidakpantasan, bahkan tiada batasan yang dapat menggaris CINTA ini, CINTA yang sejati, yang hanya kumiliki untukmu, dengan segala suka dukanya, dengan segala deritanya, dengan segala pahit getirnya, dengan segala tangisan dan tawanya, aku tetap tegar melangkah di sisimu, walaupun tirai ini tak dapat kusibak, namun aku tetap akan teguh mendampingimu.
Kadang malam yang merengkuhku, membuatku tersedu dalam alunan pilu, aku bukanlah meratap, tidak pula aku menyesal akan rasa CINTAku, aku hanya ingin CINTA ini menyatu, aku hanya ingin hidup bersamamu, tak mungkin dan semua tak mungkin, tapi aku selalu yakin, CINTA ini tidaklah akan sia-sia belaka, CINTA ini akan temukan jalan untuk bersama, karna dia ada atas kehendakNYA, dan kaupun yakin, tiada kehendakNYA yang sia-sia, tiada kehendakNYA pada jalan yang salah, iya.....CINTA ini adalah benar adanya.
Kau CINTA sejatiku, akankah nanti kau rela hidup bersamaku, karna raut senyum ini tiada bernyawa tanpa dirimu, karna pengharapan ini hanya akan terwujud jika aku benar-benar tlah bersama dirimu, dan engkau bukanlah pemudar tinta harapanku, tapi kau adalah malam penggores impianku, bukanlah dirimu yang akan membuatku kecewa, bukanlah hatimu yang akan melukai jiwaku, karna kau adalah penuntun gelap jalanku, pembangkit semangatku, pendorong bagi terwujudnya cita-cita akan CINTA ini, dan engkaulah pelengkap tulang rusukku, dan akhir nafasku, aku hanya ingin sandarkan diri dipangkuanmu........
Saat aku ragu akan segala rasa yang terpaut dihati, kau hadirkan bayang kesunyian nan syahdu, mengiring lembayung CINTAku yang terus mengembang, menapak pada langkah yang tertuju pada jejakmu, tak menepisnya dan tak mengelak dari segala perjalanan yang tlah ku lalui, walau sepi, walau sendiri, semua kulalui dengan segenap rasa ini.
CINTAku tak bertepi hanya pada parasmu, tak tertuju hanya pada gelora asmara yang kita padu, tak berhenti hanya karna cemburu, tak tersisihkan oleh rasa jemu, bahkan semua derita yang harus kutanggung takkan sanggup membuatnya mati, CINTAku melekat pada hati, tergores di dinding sanubari, mengalir di setiap mili aliran darah ini, terpatri pada nurani, dan terikat oleh nyawa hingga nafas terhenti.
Aku memang tidaklah sempurna, engkaupun begitu adanya, tapi tiada halangan akan semua rasa yang ada, mengalir deras menghujam dinding-dinding yang merintang, merobek-robek semua ketidakpantasan, bahkan tiada batasan yang dapat menggaris CINTA ini, CINTA yang sejati, yang hanya kumiliki untukmu, dengan segala suka dukanya, dengan segala deritanya, dengan segala pahit getirnya, dengan segala tangisan dan tawanya, aku tetap tegar melangkah di sisimu, walaupun tirai ini tak dapat kusibak, namun aku tetap akan teguh mendampingimu.
Kadang malam yang merengkuhku, membuatku tersedu dalam alunan pilu, aku bukanlah meratap, tidak pula aku menyesal akan rasa CINTAku, aku hanya ingin CINTA ini menyatu, aku hanya ingin hidup bersamamu, tak mungkin dan semua tak mungkin, tapi aku selalu yakin, CINTA ini tidaklah akan sia-sia belaka, CINTA ini akan temukan jalan untuk bersama, karna dia ada atas kehendakNYA, dan kaupun yakin, tiada kehendakNYA yang sia-sia, tiada kehendakNYA pada jalan yang salah, iya.....CINTA ini adalah benar adanya.
Kau CINTA sejatiku, akankah nanti kau rela hidup bersamaku, karna raut senyum ini tiada bernyawa tanpa dirimu, karna pengharapan ini hanya akan terwujud jika aku benar-benar tlah bersama dirimu, dan engkau bukanlah pemudar tinta harapanku, tapi kau adalah malam penggores impianku, bukanlah dirimu yang akan membuatku kecewa, bukanlah hatimu yang akan melukai jiwaku, karna kau adalah penuntun gelap jalanku, pembangkit semangatku, pendorong bagi terwujudnya cita-cita akan CINTA ini, dan engkaulah pelengkap tulang rusukku, dan akhir nafasku, aku hanya ingin sandarkan diri dipangkuanmu........
Minggu, 15 September 2013
ANTARA AKU, KAU DAN MEREKA
Saat pagi merona dengan senyun jingganya,
Tatapan kita bertemu ketika detik terhenti,
Sessaat semua putaranya membawa kita,
Kemudian berlalu tanpa sepatah kata....
Saat siang tlah beranjak dengan terangnya,
Kita tlah lalui bersama,
Detik2 begitu cepat berlalu,
Iringi bait2 kejujuran antara kita...
Tak terasa sorepun menjemput dengan zaganya,
Ungkapan hati kita menjadi irama,
Berseling setitik gurau dan sepercik amarah,
Namun biarkan waktu berjalan apa adanya...
Malampun menyambut tersipu,
Tanpa genggaman tangan atau kecupan,
Kemesraan terpendam dalam sanubari,
Dan kita takkan saling menyakiti...
Hingga larut mulai tiba,
Langkah kita terpisah dalam alunanya,
Kau kembali dalam peluk hangatnya,
Han hati ini kusandarkan pada dia....(20 aug 2010)...
Tatapan kita bertemu ketika detik terhenti,
Sessaat semua putaranya membawa kita,
Kemudian berlalu tanpa sepatah kata....
Saat siang tlah beranjak dengan terangnya,
Kita tlah lalui bersama,
Detik2 begitu cepat berlalu,
Iringi bait2 kejujuran antara kita...
Tak terasa sorepun menjemput dengan zaganya,
Ungkapan hati kita menjadi irama,
Berseling setitik gurau dan sepercik amarah,
Namun biarkan waktu berjalan apa adanya...
Malampun menyambut tersipu,
Tanpa genggaman tangan atau kecupan,
Kemesraan terpendam dalam sanubari,
Dan kita takkan saling menyakiti...
Hingga larut mulai tiba,
Langkah kita terpisah dalam alunanya,
Kau kembali dalam peluk hangatnya,
Han hati ini kusandarkan pada dia....(20 aug 2010)...
Sabtu, 07 September 2013
Malam di balik
hujan
Rintik air membasahi tanah pada gelap
malam nan gundah. Menambah dingin hati yang beku akan CINTA tanpa restu. CINTA
yang berjalan pada kejujuran masa silam, tiada luka membekas di sana walaupun
pahit awalnya. Keindahan selalu memancar akan pesona dan aura tanpa dusta. Aku dan
dirimu yang tak dipersatukan, namun akan tetap bersama meniti masa.
Semakin deras tetasan mendung kelabu,
lukiskan hati yang semakin menggebu. Tak peduli apa kata mereka, bak riuh dan
derasnya hujan di gelap malam ini cercaan yang datang menghampiri. Kita tetap
tegar melangkah, di jalanan basah namun terjal. Kita tetap arungi derasnya
walau beribu mil tembok yang menghadang jalan ini. Temukan tujuan, tetapkan
arah dan jalan kita sendiri tanpa hirau akan ucapan nan sakit, karna jiwa kita
takkan pernah sekarat dengan kebersamaan.
Dalam buaian jiwa yang terbasahi
derasnya hujan, hati kita tetap sejuk tampilkan aroma CINTA sejati. CINTA yang
pertemukan kita pada jalan ini, jalan yang memang seharusnya kita lewati
bersama. Dalam gelapnya malam, pada derasnya hujan, hanya kita berdua yang
sanggup hadirkan kehangatan. Biarlah jika harus menentang semua kebiasaan,
biarlah hukum kata-kata tak lagi kita hiraukan, biarlah ketidakpantasan ini
hadir di mata mereka yang menganggap hina CINTA sejati, biarlah….. Biarkan
semua itu menghampiri saat ini, karna memang CINTA sejati sudah selayaknya di
uji seperti ini.
Gelap malam bukanlah alasan untuk kita
menutup mata, akan apa yang ada di balik CINTA yang sebenarnya. Gelap malam
akan mengubur semua masa lalu dalam kejujuran hati kita, gelap malam akan
tampakan sucinya perasaan yang kita miliki berdua. Sampai pada masa yang pantas
untuk kita, yang membalikan semua pandangan akan hinanya kita, menancapkan
tajamnya cercaan pada jalan kita, singkirkan semua pikiran dan kata-kata mereka
di saat kita memulainya.
Malam di balik hujan, bukanlah kegelapan
akan masa yang pasti datang. Bukanlah pemakaman untuk CINTA sejati yang kita
miliki, bukan pula akhir dari apa yang kita jalani. Biarlah malam tersembunyi
di balik hujan, agar rasa malu orang-orang yang mencerca, menghina dan
merendahkan CINTA kita terkubur di sana. Hingga mereka tau, bahwa rendah, hina
dan pantas itu hanya TUHAN yang memutuskan. Dan CINTA kita, takkan pernah
lekang mengukir zaman.
Senin, 02 September 2013
Maafkan
Mengapa malam begitu dingin memeluk
perih hati, sesak dadaku dalam kesunyian dan kekosongan hati tanpa perasaan. Betapa
besar dosa yang tlah terjadi kala aku menjauh, dari jiwa, kehidupan dan semua
mimpi-mimpi. Engkau tetap menanti dalam sepi, keheningan dan kosong jiwamu. Akupun
tak beranjak dari jurang ini dalam kesendirian yang kini kurasa di saat malam
begitu kejam menyiksaku.
Aku bukanlah kesempurnaan dari segala
ciptaNya, hanyalah seorang yang tiada lepas dari semua kehendak atas kekeliruan
dan dosa-dosa. Aku tak pantas untukmu, untuk hidup bersamamu karna aku bukanlah
apa-apa di sini. Aku hanya akan selalu menyakiti dan tumbuhkan perih hati dalam
naungan hidup yang seharusnya indah untukmu. Aku pergi, untuk tidak bersama dan
mendamba kesendirian abadi yang tiada pernah hangatkan jiwaku.
Ini adalah jalan yang sudah tak bisa
kuhindari lagi, saat aku berpaling ada dia yang hadir menemani mimpi-mimpi. Dia
ada di jurang bersamaku, dan aku tak mungkin meninggalkanya di sini. Karna semua
perihnya, semua sakitnya, semua sesak di dada dan segala derita yang kurasa ada
bersamanya. Dia yang tau apa diriku ini, dia yang menerima bagian terburuk
dalam hatiku, dia yang tak pernah tinggalkan aku dalam gelap malam, dia yang
selalu ada dalam sakitku, sedihku, tangisku, deritaku, hancurnya hatiku,
remuknya jiwaku dan akan menemani kematianku…..
Maafkan aku jika aku memilih untuk tetap
di sini, dalam tangis dan rintihan sunyi hati. Aku benar-benar tak bisa pergi
lagi, inilah tempatku, inilah kedamaian jiwaku, dalam goresan luka hati,
sayatan penderitaan jiwa bersamanya. Akan hadir bintang yang temani gelap malammu,
akan ada rembulan tuk sinari teduh jiwamu, akan ada mentari yang selalu temani
hari-harimu, dan akan datang malaikat cinta yang benar-benar selalu menemani
dirimu dalam kesedihan dan deritamu. Bukan aku yang ada untukmu, untuk selalu
lukai perasaanmu, untuk terus sakiti hatimu, yang selalu hadirkan air mata,
yang selalu hadirkan tangisan, yang selalu membuat wajahmu layu tanpa senyuman.
Aku bukanlah untukmu, dan maafkanlah diriku atas luka cinta bersamaku, atas
kesedihan saat bersama, atas semua perih karna dosa-dosaku, atas semua
kekecewaan akan harapan yang telah aku kandaskan, maafkanlah aku atas semua
itu.
Semoga kau bisa berjalan dalam
kesendirian saat ini, semoga kau bisa melangkah tanpa diriku dalam hari-harimu
nanti, jagalah apa yg pernah kita miliki, buanglah aku dari semua ingatan dan bayang
luka bersamaku. Ada bintang yang menyambutmu di sana, ada rembulan yang kan
selalu memeluk dirimu, ada mentari yang kan selalu setia dampingimu, dan di
saat kau menutup mata ada yang akan selalu memeluk tuk hilangkan dingin hatimu.
Yang terbaik, yang akan lebih baik, dari aku yang telah hancurkan semua
hidupmu. Maafkan aku……….
Jumat, 30 Agustus 2013
Jika
Jika suatu hari aku jauh darimu
Percayalah, hatiku selalu di dekatmu……
Jika suatu saat nanti kita takkan pernah
bertemu
Percayalah ingatanku akan selalu lekat
padamu……
Jika di suatu masa wajahku tak peranh
hiasi hari-harimu
Percayalah wajahmu telah melekat erat di
pikiranku…….
Jika nanti jiwamu merasa sepi tanpaku
Percayalah jiwaku hanya akan lengkap bersamamu…..
Dan jika waktuku habis karna nafas
terhenti
Percayalah, CINTAKU takkan pernah mati
untukmu………
Namun jika Tuhan mengijikanku untuk menyandingmu
Aku akan selalu bersamamu sampai nafas
terakhirku…………..
Senin, 26 Agustus 2013
Aku
dan kesendirian
Aku….. Begitu sepi saat indah
meninggalkan
Tak bersamamu, berjalan menyusuri lorong
waktu nan gelap menyiksa
Relung-relung hati hampa tanpa makna
Langkah-langkah beratku membuat semakin
tak berarti.
Aku…. Begitu sunyi dalam gelap malam
Tanpa rembulan menyapa dengan keteduhan
Tiada bisik bintang dalam kegelapan jiwa
Bahkan riuh rendahnya angin tak
menghampiri.
Aku…. Sangat tersiksa dalam kesendirian
Tiada senyum tersungging di raut wajah yang
ragu
Pucat pasi kulitku tanpa aliran CINTAmu
Hingga ku begitu rapuh, hanyut dalam
lamunan tanpa arah.
Aku…. Hanyalah sebatang ilalang
Terpapar terik mentari di padang tandus
Merangkak mencari setetes embun kasih
sayangmu
Yang tak kutemukan di hamparan pasir
kehidupan.
Aku…. Kini begitu tak berarti
Tersiksa kerinduan setengah mati
Walau aku tetap mencari di mana
kedamaian
Tanpa sandaran dalam sekarat jiwa yang
lara.
Aku…. Benar-benar merasakan perihnya
kesendirian
Saat kau jauh tinggalkan angan tanpa bayang
terlintas
Berharap datangnya rindu dalam bisikan
senja
Dalam makna CINTA
yang sebenarnya…… Antara kita……
Minggu, 25 Agustus 2013
Suratku
#2
Senja pelahan pergi menyambut malam di peraduan. Lamunanku
melayang, merayap menyusuri relung-relung gelap perasaan tanpa dirimu. Waktu yang
berjalan begitu lambat, membuatku tak beranjak pada indah parasmu. Yang menghantuiku,
yang mengisi relung gelap perasaanku, yang sepi tanpa dirimu disini. Aku begitu
merindumu, merindukan canda tawa dan senyum manismu. Saat ini semua itu jauh,
tak ada dalam dekapan, namun sekilas hadir dalam bayangan.
Kita pernah bercerita, akan masa silam dengan
suramnya. Dimana kita terlahir, menjalani kehidupan yang indah dalam jurang
derita. Kita tertawa pada masa lalu, kita tersenyum pada kerasnya hidup yang
membimbing kita, membentuk kita sampai kita di pertemukan waktu. Seperti ini
diriku adanya walaupun beda dalam pandanganmu, begitupun dirimu adanya yang
begitu indah dalam pandangku. Kita tak sempurna, namun kita bahagia karna
bersama.
Kini kita membuat cerita, pada jalan yang tak mudah.
Waktu terlambat mempertemukan, namun kita tak bisa menyalahkanya. Cerita kita
adalah keindahan, keindahan yang sesungguhnya karna ketulusan. Karna kerelaan
kita untuk berbagi, karna kerelaan kita untuk melengkapi, walaupun kita belum bisa
membangun CINTA ini, namun semua ini tetap berjalan membahagiakan kita.
Sehari aku jauh darimu, malam begitu membuatku
merindu. Aku tak berarti saat sendiri, hatiku hilang di saat seperti ini. Walau
namamu tetap bertahta terukir di sana, sesaknya dada menahan rindu padamu
begitu menyiksa. Adakah lamunan ini membawamu di sini. Aku berharap, berharap
kau akan datang walau sekedar tulisan. Walau sekedar goresan kata aku begitu
mengharapkanya.
Disaat malam
semakin larut, dengan bayang wajahmu kutadahkan tangan. Kumohon pada sang
pencipta, jadikan kita saling memiliki seutuhnya. Berikan jalan kita untuk
mewujudkan mimpi menjadi nyata. Dengan semua ketulusan tanpa kemunafikan, kita
kan merajut CINTA yang seutuhnya. DIA akan mendengar semua, DIA juga selalu
melihatnya. Kebahagiaan kita saat bersama, semua keindahan yang tlah kita bina,
DIA yang akan menentukan jalan tuk pertemukanya. Pertemukan kita dalam CINTA,
hingga kita menghadap ke haribaanNYA. Semoga, semoga semua itu akan terwujud.
CINTA……….
Senin, 19 Agustus 2013
Ungkapan
Sang Bijak
Ini bukan tentang lebih tua, seumuran, atau lebih
muda. Ini tentang yang menyeimbangkan hidup dan bisa berjalan beriringan. Yang memberi
kedamaian di hati, kenyamanan di sisi, dan kasih sayang tiada henti. Tentang
tertawa bersama, saling mendukung, mendo’akan satu sama lain, berbicara lepas
tak terbatas tanpa berfikir ini pantas atau tidak.
Ketika dunia begitu kejam, dia selalu menjadi
tempatmu untuk pulang. Yang bisa membuatmu sangat sabar dan berusaha mengerti
meski sulit. Menerimamu apa adanya meskipun kamu cuma seadanya. Wajah mungkin
tak rupawan, tapi kebersamaan denganya itu sesuatu yang kamu yakin harus kamu
perjuangkan.
Masa lalunya tidak kamu persoalkan karena tahu itu
yang membentuknya sekarang. Kekurangan masing-masing adalah tugas bersama untuk
belajar saling menerima dan memperbaiki agar jadi lebih baik. Tentang dia yang
kamu ikhlas menjadi makmum atau imamnya dan membuatmu bangga menjadi ibu atau
ayah dari anak-anaknya.:3
Minggu, 18 Agustus 2013
Suratku
#1
Hari ini, sendiri ku terlintas sekelebat bayang indah
yang mengisi kekosongan jiwa. Hati yang kering dalam tandusnya asmara, dalam
sesak merindu pujaan jiwa yang selalu menemani. Kini tiada di sisi karna CINTA
terlarang, walau hanya tuhan yang tahu semua itu. Sesaat ku pergi saat dia
harus kembali, walau berat perasaan tiada tertahan perihnya perpisahan, semua
harus terjadi dan tetap berlaku pada ketentuan. Karna aku, karna dirimu
bukanlah lebah liar dan bunga mawar.
Kadang jiwaku ingin memberontak pada ketatnya dunia
yang menghimpit. Dengan aturan-aturan manusia yang tak berguna. Yang hanya
berdalil menyelamatkan, berdalil kebaikan, tapi selalu mengabaikan kasih
sayang. Jiwaku ingin memberontak, pada 1 pilihan di mana itu yang aku butuhkan,
bukan pada jalan Tuhan yang selalu mengharuskan. Padahal aku tak pernah ingin
jalani keharusan itu.
Jika semua ini adalah keadilan yang di tentukan,
mengapa tak sedari dulu kita di pertemukan. Adilkah jika seharusnya CINTA yang
tak pernah menyakiti datang pada saat yang terlambat, membuat gundah jiwa yang
haus akan bahagia. Walau saat bersama semua adalah kebahagiaan yang nyata,
namun hari ini kesedihan yang sebenarnya pun harus kita lalui. Disaat kita
dalam rindu yang dalam, disaat dahaga kita belum sepenuhnya terobati, dan kita
harus terpisah untuk waktu yang lama.
Jiwaku yang meyakini akan kuasaNYA, kadang terombang
ambing saat seperti ini. Saat aku benar-benar ingin selalu bersamamu, saat aku
benar-benar nyaman dalam dekapanmu, saat aku benar-benar tak dapat hidup
tanpamu, dan aku harus mendapati keharusan yang menyakitkan. Apa rencana yang
indah di balik kebahagiaan dan kebersamaan, dan adakah yang terbaik di balik
kesedihan yang memilukan ini.
Kerinduan ini menyiksaku, walau sekelebat bayangmu
hadir tuk sedikit mengobati. CINTA ini membahagiakanku, saat aku benar-benar
tau kau akan selalu menCINTAiku. Namun
tak ku pungkiri kesepian yang memelukku saat ini, tak dapat ku hindari kejamnya
rasa saat berjauhan denganmu, dan aku tak bisa mengelak lagi saat dinginya
sunyi menerpa dinding hatiku. Semua ini menyakitkan, dalam senyumkupun akan
terasa betapa ini menyakitkan.
Kau bidadariku, obati semua luka ini saat aku di
pelukmu. Sirami dahagaku dengan sejuknya senyumanmu. Isilah kekosongan jiwaku,
lengkapilah hidupku, tunjukanlah aku langkahmu tuk selalu ku ikuti. Demi kau
bidadariku, kan kuhambakan diri dalam hidupmu. Demi kau bidadariku, kan
kurapatkan hati tuk selalu memelukmu. Hingga semua benar-benar terjadi, kita
jalani tanpa CINTA TERLARANG.
Kamis, 01 Agustus 2013
Merindumu
Kau
hadir dalam bayang suram jalanku,
Mengisi
relung jiwa kosong tanpa makna,
Tlah
lama langkahku terhenti di sini,
Menggenggam
rasa yang tak ku miliki lagi……
Masa
kita adalah keindahan bersama,
Tak
lekang oleh deburan waktu yang meninggalkan,
Senyum,
canda dan tawa yang kita miliki,
Adalah
hikayat dalam saat-saat yang sunyi ini.
Aku
terluka walau tak meninggalkanmu selamanya,
Aku
bersedih saat pergi walau tuk kembali,
Tanpamu
di sini aq benar-benar sendiri,
Tanpamu
di sini membuat duniaku sunyi…..
Kadang
khayalanku datang terlampau tajam,
Memikirkanmu
dengan menggurat hati nan pilu,
Aku
senang karna kau tetap ada dalam rasaku,
Aku
sedih karna terlalu lama jauh darimu….
Adakah
rasa ini kau miliki jua,
Saat
ku tak bersamamu dalam beberapa waktu,
Adakah
rasa itu selalu kau miliki,
Kala
aku jauh dan tak bertemu saat ini….
Merindumu
adalah kebahagiaan tersendiri,
Namun
sedih karna kau tak ada di sisi,
Merindumu
kadang menyiksa batinku,
Walau
ku tahu mungkin kau juga seperti ini……
Selasa, 30 Juli 2013
Kita
Sepenggal
perjalanan menjadi cerita kehidupan,
Kapan
berawal dan seperti apa penghujungnya,
Semua
tertulis dalam ukiran taman sanubari,
Tersemat
dalam beranda jiwa yang sunyi…..
Goresan
kata-kata bukanlah tanpa makna,
Hari
demi hari semua memperkuat rasa,
Ada
curiga pada permulaan kisahnya,
Kejujuran
tertanam seiring bergulirnya masa….
Entah
siapa yang memulai semua ini,
Aku
ataukah dirimu yang terlanjur dalam mencintai,
Hal
ini tiada pernah kita pungkiri,
Begitu
saja semua terus dan terus terjadi.
Setiap
jalan yang kita tempuh adalah keindahan,
Walau
salah benar tetap menjadi dua sisi tak terpisahkan,
Di
sana kau telah menjalin kisah yang sebelumnya berjalan,
Begitupun
diriku dengan semua cerita tak terbantahkan…..
Apa
jadinya saat kita menentukan pilihan,
Sedangkan
perasaan yang tertancap tlah terlanjur dalam,
Sanggupkah
kita merasakan perih luka perasaan,
Sehingga
dapat tumbuhkan benih kebencian…..
Dua
sisi tetap berputar tentukan arah,
Perjalanan
kisah dengan kebahagiaaan tanpa rasa lelah,
Biarlah
orang menghakimi kita dengan rasa salah,
Hanya
kita yang tau suatu saat akan ada hikmah…..
Aku
tak ingin mengakhiri begitupun dirimu,
Kisah
cinta yang indah namun terasa semu,
Ketika
jauh kita kan saling merindu,
Saat
bersama kita akan terus memadu…..
Jangan
pernah pergi ketika cerita ini tak terakhiri,
Apapun
alasan yang terlontar dari sisi hati,
Aku
takkan rela ketika kau menjauh di sini,
Kan
ku kejar walau ke puncak yang tinggi…..
Inilah
cerita kita yang indah dalam makna,
Banyak
mata melihat namun mereka tak tahu yang sebenarnya,
Hanya
kita yang akan terus menggoreskan semua,
Di
balik dia, dia dan mereka……..
Jumat, 26 Juli 2013
2
Hari
2
Hari….
Kan
kulalui di sini walau tanpamu,
Kulewati
semua dengan mengingatmu,
Tetap
melangkah di balik bayang-bayangmu.
2
Hari…..
Waktu
yang mungkin singkat saat bersamamu,
Yang
terkadang tiada kita rasakan aliranya,
Namun
banyak makna yang tersimpan di sana.
2
Hari….
Saat
kemarin teringat kebersamaan kita,
Lewati
semua canda tawa,
Hingga
tiada gundah yang kita rasa.
2
Hari….
Aku
akan diam di satu ruang hati,
Di
mana namamu terukir di sana,
Kan
kunikmati saat-saat mengingat dirimu,
Dalam
waktu dan kesendirianku.
2
Hari…..
Begitu
lambat waktu berjalan,
Seolah
tak beranjak sepi yang memeluku,
Menggenggam
erat menusuk setiap sarafku,
Membuatku
melayang dan tak menentu.
2
Hari….
Adalah
siksaan untuku,
Menunggu
dirimu hingga di penghujung waktu,
Menanti
wajahmu yg selalu tenangkan jiwaku,
Dan
mengharap hadirmu kembali mengisi kekosonganku.
2
Hari….
Kuharap
kau tetap mengingatku,
Kuharap
kau tetap bersamaku,
Kuharap
kau tetap menjaga rasamu,
Dan
kuberharap kau akan kembali padaku.
Selasa, 23 Juli 2013
Waktu
Detak berirama mengiringi tiap hela nafas,
Menuntun kehidupan seolah akan meninggalkan,
Ada saat di mana ku kejar dan menjauh,
Ada kala aku tertinggal dan dia menantiku.
Tanpa terasa dia selalu mengiringi,
Membawaku ke tiap ruang-ruang kosong,
Membimbingku untuk menggoreskan makna di sana,
Akan Cinta, Kasih Sayang, Luka dan Penyesalan.
Saat Cinta menderaku,
Dia begitu cepat melangkah pergi,
Hingga ku tak kuasa mengejar ke mana arahnya,
Kadang aku tiba pada tujuan yang keliru.
Dia selalu sandingkan kasih sayang dalam makna Cinta,
Dalam iringan langkah cepatnya,
Saling menyusul dan berpagut dengan yang lainya,
Dan tak tahu luka yang telah menanti di sana.
Saat luka yang mendera,
Betapa lambatnya dia menuntunku,
Seolah aku selalu tertinggal dan tak beranjak,
Dari semua sakit perih dan meradang.
Luka selalu bersanding penyesalan,
Beriringan langkah seirama,
Saling mengikat dan menguatkan rasa itu,
Hingga membuat diriku semakin larut.
Kini waktu membawaku bertemu denganmu,
Kembalikan senyum dan kehidupanku,
Membawaku ke dalam gerbang keyakinan yang teguh,
Bahwa kali ini waktu takkan membohongi dan menyeretku lagi.
Aku takkan pernah tersakiti bersamamu,
Aku takkan pernah menyesal mencintaimu,
Waktu takkan mampu menyeretku ke dalam lukanya,
Karna aku telah rela walau harus berpisah denganmu.
Kali ini waktu takkan pernah sombong denganku,
Kali ini waktu benar-benar akan menjadi temanku,
Kali ini waktu akan membawaku pada tujuan akhirku,
Hingga saat nanti waktu takkan pernah menyakiti kasih sayangku.
Sepucuk
Cerita Senja
Pada suatu senja di mana langit mulai mengurung
mentari di peraduan, dua sosok saling mencinta sedang membicarakan Tuhan pada
masing-masing ufuk keyakinanya.
Wanita berkata,”Semua ini benar-benar tidak adil
untuku”.
“Adil itu hanya Tuhan yang tahu, mungkin inilah yang
terbaik untuk kita saat ini. Apapun yang kita rencanakan, masih lebih baik
rencana Tuhan.” Demikian pria menjawab dengan kebijakan hatinya.
Kemudian wanita memuji Tuhan,”Tuhan itu baik, dia
berikan seseorang sepertimu, saat aku butuh teman bercerita, teman berbagi dan
saat aku butuh banyak hal. Andai bukan karnamu, mungkin aku sudah hancur saat
ini.”
“Tuhan selalu
memberikan pertolongan untukmu, jika aku yang hanya manusia biasa, yang penuh
dengan salah dan dosa bisa menyayangimu setulusnya. Apalagi Tuhan yang memiliki
segala kebaikan dan kasih sayang”. Pria tetap bijak mengungkapkan kata hatinya.
“Aku bisa seperti itu, andai semua kesabaran telah
hilang dan segala yang aku butuhkan tak mapu lagi aku dapat. Aku bisa kembali
hancur seperti masa laluku.” Seketika wanita menitikan air mata mengingat masa
lalunya.
Dengan penuh kasih, pria itu mendekap dalam dadanya
dan berkata,”Tapi Tuhan mengirimkan kau pemikiran, sehingga semua itu tak
berlaku dan itu menjadi bukti Tuhan sangat menyayangimu.”
Kemudian wanita berkata,”Jika bukan di kehidupan
sekarang, mungkin di kehidupan berikutnya aku bisa benar-benar bersamamu.
Dengan rasa yang sama, agama yang sama dan tujuan yang sama pula.”
“Dalam kehidupan sekarang, kita tak tahu apa yang
akan terjadi. Biarlah Tuhan menjalankan tugasnya, memutar semua waktu dengan
segala rencanaNya. Kalaupun sampai akhir hayat kita tiada bersama, mungkin ada
kehidupan yang lebih indah menanti kebersamaan kita di sana.” Pria berucap
dengan mengecup kening wanita untuk menenangkanya.
Kemudian wanita bertanya,”Mengapa Tuhan memberikan
jalan seperti ini untuk kita, hingga pada akhirnya itu akan membuat kita
terluka.”
Dengan menghela nafas Pria lalu berkata,”Yang aku
tahu, Tuhan punya rencana yang indah untuk kita nanti. Kita hanya di minta
untuk mempersiapkan diri atas rencanaNya. Karena aku yakin, apa yang kita
jalani ini bukan kebetulan semata. Tapi ini sudah menjadi bagian cerita yang
tersurat di sana. Cerita indah antara aku dan dirimu.”
Hingga senja tlah tiba di peraduan, menemani
mimpi-mimpi manusia. Dua sejoli ini tetap bersama, mencari jalan dan rencana
Tuhan yang telah tersurat. Disana…….
Kamis, 18 Juli 2013
Bayang
Bayang datang pada langkah meraih mimpi,
Menuntun seolah akan menggapai,
Keindahanya alihkan pandangan yang terpesona,
Arah beralih dan tujuan berganti.
Pelahan masa itu membawa kedamaian,
Saat aliran waktu bersandingkan bayang indahnya,
Walau tak mampu kurengkuh, biarpun tak dapat kumiliki,
Bayangan itu tetaplah indah dan mempesonaku.
Semakin erat dia membawaku,
menuruti langkah pastinya meraih mimpi,
Dan aku tau impian itu adalah semu,
Tapi aku tak rela bayangan ini meninggalkanku.
Aku yakin semua ini adalah kenyataan,
Mereka bilang aku dalam impian,
Persetan dengan semua yang mereka katakan,
Aku tetap di sini hidup bersama bayangan.
Jika kenyataan itu akan hancurkan semua,
Untuk apa aku ada di sana,
Lebih baik aku ikuti arah bayangnya,
Hingga nanti dia yang akan membuatku merana.
Rabu, 17 Juli 2013
Malam dan
Kalam
Tangerang, 17
July 2013
Malam menjemput kelam dalam peraduan,
Menapak pada rintik hujan basahi
tanah,
Tampakan guratan pilu namun indah
dalam maknanya,
Sesaat sepi, riuh rendah, bergemuruh
lalu diam.
Perjalanan adalah langkah-langkah yang
pasti,
Walau gelap takkan pernah terhenti,
Menantang pada ganasnya malam,
Walau perih kadang menyerang.
Setiap kisah sejatinya telah tertulis,
Walau tanpa pena ataupun lontar
pelepah kata,
Semua tiada bisa di hindari meskipun
berlari,
Ketika waktu merengkuh kuasanyalah
yang berjalan.
Apalah arti merasa hina,
Kala semua telah berjalan pada garis
ijinya,
Gundahpun takkan pernah mampu
menolong,
Pada setiap ketentuan goresan kalam.
Semua ini rumit,
Jika akal yang terlanjur mengambil
putusan,
Akan ada makna yang indah,
Saat hati di berikan kuasa.
Malam menjemput kelam di peraduan,
Akan tetap berjalan walau tanpa hujan,
Biarkanlah semua ini tetap berjalan,
Karna sejatinya semua telah di
tentukan.....
Selasa, 25 Juni 2013
Hati dan Cinta
Cirebon, 21 July 2005Ketika hati melewati malam,
Kelam menjerumus dalam bimbang,
Keraguan semakin dalam,
Percaya tiada dalam kegelapan.
Ketika cinta mulai berdusta,
Tiada lagi rasa percaya,
Kesetiaan menjadi dusta,
Kejam dan keji torehkan luka.
Kala hati tlah tersentuh cinta,
Gelap malam berhias asmara,
Tiada keraguan dalam jalanya,
Keyakinan menyatu dalam masa.
Saat cinta temukan jalan,
Tiada dusta dalam kedamaian,
Selalu berjalan beriringan,
Hingga masa yang tlah di tentukan....
Langganan:
Postingan (Atom)